SELONG – Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia (P2M) Bappeda Lotim, M. Khaerul Fathi, menegaskan pentingnya mengakomodir aspirasi anak-anak dalam perencanaan pembangunan. Langkah ini sangat krusial, mengingat Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tengah berusaha menjadi Kabupaten Layak Anak (KLA) yang lebih baik. Mengutamakan aspirasi anak-anak dalam kebijakan pembangunan tidak hanya membantu dalam memenuhi hak-hak dasar mereka, tetapi juga membentuk generasi yang lebih baik di masa depan.
Di Lotim, banyak kasus yang melibatkan anak, mulai dari pernikahan anak hingga kekerasan terhadap anak, bahkan di lembaga pendidikan. Kejadian-kejadian ini menekankan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan sensitif terhadap kebutuhan anak-anak. Dengan melibatkan anak-anak dalam proses perencanaan pembangunan, diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi mereka.
Selain itu, pola perencanaan yang berpihak pada kepentingan anak diharapkan bisa direplikasi sampai ke tingkat desa, tidak hanya di tingkat kabupaten. Pendekatan yang holistik ini akan memastikan bahwa suara anak-anak didengar di semua level pemerintahan, dari desa hingga kabupaten. Dengan demikian, kebijakan yang dihasilkan akan lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak di setiap komunitas.
Upaya ini juga sejalan dengan komitmen Lotim untuk mencapai status KLA yang lebih tinggi. Dengan mengimplementasikan kebijakan yang mendukung dan melindungi anak-anak, Lotim dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal inklusi dan perlindungan anak. Melalui Musrenbang Anak 2024, diharapkan aspirasi anak-anak dapat diintegrasikan secara efektif dalam perencanaan pembangunan, menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Peran Desa dalam Mengakomodir Aspirasi Anak
Sejauh ini, desa-desa di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) diakui belum memiliki perencanaan pembangunan yang secara khusus melibatkan anak-anak. Namun, upaya untuk mengubah keadaan ini mulai digalakkan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Anak (Musrenbang Anak) 2024. Melalui forum ini, anak-anak di desa didorong untuk bangkit dan memberikan berbagai usulan yang nantinya akan dihimpun dan dibahas.
Partisipasi aktif anak-anak dalam Musrenbang Anak 2024 diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan desa. Desa-desa di Lotim juga didorong untuk mengalokasikan dana desa bagi aspek non-fisik, khususnya pembangunan sumber daya manusia. Hal ini mencakup berbagai program yang mendukung kesehatan, pendidikan, dan perlindungan anak-anak di desa.
Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim, H. Husnul Hadi, menegaskan bahwa melalui Musrenbang Anak, berbagai aspirasi anak-anak dapat dikumpulkan dan dibahas secara mendetail. Beberapa isu utama yang akan menjadi fokus perhatian adalah pencegahan pernikahan anak, kekerasan terhadap anak, serta masalah berbasis gender lainnya. Dengan adanya forum ini, diharapkan desa-desa di Lotim dapat lebih responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi anak-anak.
Selain itu, dengan adanya Musrenbang Anak, anak-anak diharapkan dapat lebih memahami dan terlibat dalam proses pembangunan desa. Ini menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa pembangunan di desa-desa Lotim tidak hanya berpusat pada aspek fisik semata, tetapi juga memperhatikan perkembangan sumber daya manusia, terutama anak-anak sebagai generasi penerus.
Harapan dan Langkah Ke Depan
Melalui pelaksanaan Musrenbang Anak 2024, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur (Pemkab Lotim) berharap dapat meningkatkan status Kabupaten Layak Anak (KLA) dari tingkat pratama menjadi madya. Upaya ini tidak hanya menunjukkan komitmen Pemkab Lotim dalam melibatkan anak-anak dalam perencanaan pembangunan, tetapi juga menegaskan pentingnya peran anak dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim terus berupaya melibatkan anak-anak melalui berbagai program dan inisiatif. Saat ini, beberapa desa di Lotim telah memiliki forum anak yang berfungsi sebagai wadah bagi anak-anak untuk menyampaikan aspirasi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan desa. Harapannya, seluruh 254 desa dan kelurahan di Kabupaten Lombok Timur dapat membentuk forum anak serupa, sehingga lebih banyak anak yang terlibat secara langsung dalam pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan.
Selain forum anak di tingkat desa, DP3AKB Lotim juga memiliki tim gugus tugas yang berfokus pada penyelesaian masalah kekerasan terhadap anak. Gugus tugas ini bekerja di berbagai tingkatan, mulai dari desa, kecamatan, hingga kabupaten, melalui unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Namun, untuk kasus tindak pidana kekerasan seksual (TPKS), terdapat aturan tersendiri yang memastikan pelaku mendapatkan tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku.
Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan anak-anak, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi anak-anak di Kabupaten Lombok Timur. Langkah-langkah ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan status KLA, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi muda di daerah ini. (sa)