MATARAM, NTB – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat menggarisbawahi peran vital program beasiswa untuk mahasiswa dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tersebut. Dalam pernyataannya di Mataram, Kepala BRIDA NTB Lalu Suryadi menjelaskan bahwa keberadaan lulusan perguruan tinggi kini semakin signifikan, menggantikan lulusan dari jenjang SMP dan SMA, yang sebelumnya mendominasi.
Selama lima tahun terakhir, pemerintah daerah telah memberikan dukungan pendidikan kepada sekitar 7.000 mahasiswa. Dari jumlah tersebut, 10% atau 700 mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Saat ini, tersisa 120 mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di luar negeri, dengan sebagian besar mereka berkuliah di negara-negara seperti Polandia, Malaysia, China, dan Rusia. Lalu Suryadi mengungkapkan bahwa mereka memerlukan tambahan anggaran sekitar Rp2 miliar yang sudah dialokasikan dalam APBD murni untuk menyelesaikan pendidikan mereka.
Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa IPM NTB telah mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2019, IPM hanya tercatat sebesar 68,14 poin dengan angka harapan lama sekolah mencapai 13,48 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah berada di angka 7,27 tahun. Namun, pada tahun 2023, IPM telah meningkat menjadi 72,37 poin, di mana angka harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah juga mengalami kenaikan.
Suryadi menambahkan bahwa lulusan yang kembali dari luar negeri membawa perspektif baru dan lebih progresif. Banyak dari mereka yang kini tidak hanya ingin menjadi pegawai negeri sipil, melainkan juga tertarik untuk menjadi pengusaha. Dengan demikian, mereka tidak hanya berkontribusi dalam hal kewirausahaan, tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga meningkatkan perekonomian lokal.
Melalui konsistensi dan dukungan berkelanjutan, harapan untuk melihat perubahan positif di bidang pendidikan menjadi semakin nyata, menciptakan generasi yang siap bersaing dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. (sahri)